IIHIDAYAT.COM
Pengaruh Lovecraftian dalam Media: Dari Buku ke Film, dan Game

Pengaruh Lovecraftian dalam Media: Dari Buku ke Film, dan Game

At the Mountains of Madness by Lovecraft dan Game Darkest Dungeon

Apa kamu suka horor? Jika iya, mari berkenalan dengan subgenre horor yang satu ini, Lovecraftian.

Apa itu Lovecraftian?

“The oldest and strongest emotion of mankind is fear, and the oldest and strongest kind of fear is fear of the unknown.”
- H. P. Lovecraft

Sebagaimana kutipan diatas, Lovecraftian adalah subgenre horor yang menekankan pada ketakutan terhadap sesuatu yang tidak diketahui dan tidak dipahami. Subgenre ini biasa disebut juga sebagai "Horor Kosmik" kenapa disebut begitu? Karena Lovcraftian menekankan pada ketakutan yang begitu besar dan luas cakupannya, yaitu anggapan seakan kenyataan hanyalah lapisan tipis di atas kebenaran yang begitu asing, ungkapan bahwa manusia sama sekali tidak begitu penting dalam pengaturan kosmis yang luas, saking kecilnya kita sebagai manusia dapat dianggap tidak berarti di jagat raya ini.

Menarik bukan? Terlebih lagi di luar kenyataan yang kita ketahui dan pahami, menurut horor kosmik ini, terdapat sesuatu yang sangat abstrak, dan agung, yang sangat mustahil untuk dimengerti, dan jika kita mencoba untuk melihat kebenaran dari rahasia alam semesta tersebut sedikit saja maka apa yang didapatkan hanyalah kegilaan yang mengikis kewarasaan.

Lovecraftian dinamai sesuai dengan nama perintis awalnya, yaitu penulis Amerika Serikat bernama Howard Philip Lovecraft yang lahir di Rhode Island pada 1880. Gaya dan tema ini dikembangkan pada awal abad ke-20 an.

Elemen-Elemen dalam Lovecraftian

  • Subgenre Lovecraftian cenderung tidak terlalu berfokus pada karakterisasi tokoh sebagai individu, tetapi lebih pada penekanan sudut pandang kemanusiaan secara umum dalam tempat mereka yang tidak penting di alam semesta.
  • Unsur misteri akan pencarian kebenaran akan makhluk-makhluk yang belum diketahui oleh manusia yang pencariannya justru dapat membawa sang tokoh utama kepada kegilaan.
  • Makhluk-makhluk dalam lovecraftian terkadang digambarkan sangat abstrak dan sering kali tidak dapat di deskripsikan, memicu ketakutan yang tidak terbayangkan yang dapat menimbulkan kegilaan pada tokoh dalam ceritanya. Karena itu di dalam Lovecraftian tidak hanya kengerian secara fisik, akan tetapi juga menggali kegilaan dan trauma yang dialami sang karakter.
  • Pertanyaan yang tidak terjawab atau hanya sebagian. Rahasia Bumi atau Alam Semesta yang ditemukan tokoh utama biasanya tidak dijelaskan secara totalitas kepada pembaca.
  • Kerapuhan dan kerentanan kewarasan manusia. Karakter Lovecraftian selalu tidak mampu secara mental menghadapi kebenaran yang luar biasa dan tidak dapat di pahami dari Alam Semesta atau Bumi. Kesombongan manusia dalam mencoba memahami segala sesuatu, seperti yang biasanya di ilustrasikan oleh Lovecraft, adalah sesuatu yang mustahil dan hanya akan berujung pada kegilaan.

Pengaruh Awal Lovecraftian

Pada masanya, karya-karya H. P. Lovecraft tidak begitu dikenal secara luas dan hanya diterbitkan dalam majalah-majalah pulp. Namun, setelah kematiannya pada 1937, popularitas Lovecraft meningkat dan pengaruhnya mulai dirasakan di berbagai bidang. Penulis dan teman dekatnya, seperti August Daerleth, mengumpulkan cerita-ceritanya  dan menerbitkannya dalam koleksi melalui penerbit Arkham House, yang didirikan untuk tujuan khusus ini. Darleth memberikan nama pada kumpulan cerita tersebut sebagai "Cthulhu Mythos" sebuah semesta horror kosmik yang diciptakan H. P. Lovecraft.

1. Lovecraftian dalam Buku

Buku At the Mountains of Madness, H. P. Lovecraft
Buku At the Mountains of Madness, H. P. Lovecraft
Sumber: Dokumen Pribadi

Karya-Karya Terkenal Lovecraft

Beberapa karya terkenal Lovecraft antara lain, The Call of Cthulhu, At the Mountains of Madness, The Colour Out of Space dan The Shadow over Innsmouth. Dalam The Call of Cthulhu, Lovecraft telah memperkenalkan salah satu makhluk paling ikonik dari Cthulhu Mythos, seperti nama dari kumpulan mitos itu sendiri, nama makhluk ini bernama Cthulhu, yang digambarkan sebagai entitas kuno yang tidur jauh di bawah laut di kota kuno R'lyeh. Salah satu karya terkenal Lovecraft yang paling saya sukai adalah At the Mountains of Madness, bercerita tentang sekelompok ilmuan yang perg ekspedisi ke antartika dan menemukan kota kuno megah diatas pegunungan. Bagian yang paling saya suka adalah ketika tokoh utama dan rekannya masuk untuk menyusuri kota tersebut, dan nuansa tegang, serta katakutan dari karakter amat terasa ketika sesosok makhluk yang sulit dideskripsikan muncul dihadapan mereka.

Penulis terkenal yang terinspirasi oleh Lovecraft

Penulis terkenal seperti Stephen King yang berdasarkan kata-katanya “Lovecraft. . . opened the way for me..." itu juga dapat tergambarkan dalam bukunya yang berjudul Revival yang menampilkan entitas kosmik yang mengerikan. Ada juga Neil Geiman dengan Novelnya yang berjudul The Ocean at the End of the Lane, dan juga beberapa judul cerita pendek seperti I, Cthululhu serta Shoggoth's Old Peculiar. dengan begitu mereka berarti mengakui pengaruh besar Lovecraft dalam karyanya.

Tema dan gaya Lovecraft telah membantu mengembangkan genre horror. Karena gaya penulisan Lovecraft memainkan peran dalam menciptakan suasana seram, mencekam, dan meresahkan yang menjadi bagian dari ciri khasnya.

Contoh Buku Modern yang Berunsur Lovecraftian

Banyak karya modern yang mengambil inspirasi dari tema-tema Lovecraftian. Siapa yang tidak tahu dengan film berjudul Annihilation? Film yang dibintangi oleh Nathalie Portman, tapi saya tidak akan membahas filmnya disini. Namun, tahukah kamu kalau film ini adalah adaptasi dari novel yang ditulis oleh Jeff VanderMeer? Ini adalah salah satu contoh unsur Lovecraftian dalam literatur modern, di mana unsur-unsur ketidakberdayaan manusia dan kekuatan yang tidak diketahui menjadi pusat cerita. Ada juga buku berjudul Lovecraft Country ditulis oleh Matt Ruff yang mengeksplorasi hubungan antara fiksi horor H. P. Lovecraft dan rasisme yang ada di Amerika Serikat.

2. Lovecraftian dalam Film dan Serial

Photo by Books and Baubles on Pixabay

Adaptasi Langsung dan Tidak Langsung

Banyak film yang langsung mengadaptasi karya Lovecraft atau terinspirasi oleh elemen Lovecraftian, seperti Colour Out of Space (2019) yang disutradarai oleh Richard Stanley, adalah salah satu adaptasi langsung dari cerpen berjudul sama yang mencoba menghidupkan kembali cerita Lovecraft tersebut. Film seperti The Thing (1982) yang disutradari John Carpenter, dan Event Horizon (1997) yang di sutradarai oleh Paul W. S. Anderson mengandung elemen Lovecraftian meskipun bukan adaptasi langsung, dengan tema horor kosmik dan ketakutan terhadap sesuatu yang tidak diketahui dan sulit dijelaskan dengan akal sehat manusia, Serta seperti yang telah saya tulis diatas ada juga film Anihilation (2018) disutradari oleh Alex Garland yang memiliki unsur ketidakberdayaan manusia dan kekuatan yang tidak diketahui yang menjadi pusat dari cerita.

Serial yang Mengandung Elemen Lovecraftian

Beberapa serial juga memasukan elemen Lovecraftian dalam ceritanya. Ada serial Stranger Things (2016) yang di sutradarai Shawn Levy dan diciptakan oleh the Duffer Brothers untuk netflix yang menyuguhkan elemen horor kosmik dengan cerita petualangan remaja, menciptakan suasana kota Hawkins penuh misteri dan mencekam karena adanya ancaman dari dimensi lain. Serial lain seperti Lovecraft Country (2020) serial ini diangkat dari buku berjudul sama yang telah saya sebutkan diatas, yang secara ekspisit mengangkat tema Lovecraftian, sambil mengeksplorasi isu sosial dan rasial yang relevan.

Pengaruh Visual dan Naratif

Pengaruh Lovecraft terlihat dalam visual estetik makhluk dan suasana yang diciptakan dalam film dan serial. Desain makhluk yang menyeramkan, dan dunia penuh dengan misteri menciptakan atmosfer mencekam dan menakutkan. Narasi yang juga berfokus pada ketidakberdayaan, pemahaman yang sulit dinalar, dan horor eksistenaial menambah kedalaman cerita, membuat kita sebagai penonton merasakan kengerian serta ketakutan yang lebih mendalam.

3. Lovecraftian dalam Video Game

Darkest Dungeon
Game Darkest Dungeon
Sumber: Screenshot Pribadi

Video Game yang Mengadaptasi Karya Lovecraft

Dalam beberapa video game ada yang mengadaptasi langsung karya-karya Lovecraft, seperti Call of Cthulhu yang dikembangkan oleh Cyanide, serta ada juga Call of Cthulhu: Dark Corners of the Earth yang dikembangkan oleh Headfirst Productions, walau memiliki judul yang sama keduanya adalah game yang berbeda, namun mengusung genre yang juga sama yaitu survival horor, yang memiliki elemen stealth. Keduanya menawarkan pengalaman bermain yang penuh dengan horor kosmik dan misteri, membawa kita sebagai pemain ke dalam dunia mencekam yang terinspirasi oleh cerita Lovecraft.

Pengaruh Lovecraft pada game lain seperti Bloodborne,dan Darkest Dungeon yang menggabungkan elemen Lovecraftian dalam gameplay dan narasinya. Dalam Bloodborne menghadirkan dunia mencekam dengan makhluk mengerikan, dan menghadirkan dunia mimpi layaknya dalam cerita lovecraft, sementara Darkest Dungeon mengeksplorasi tema kegilaan dan ketakutan akan sesuatu yang tidak diketahui, hal lain yang menarik dari Darkest dungeon adalah nuansa mencekam, dan betapa mengerikannya menyusuri dungeon ketika ditengah kegelapan.

Elemen Gameplay dan Narasi

Atmosfer dan desain latar yang menyemramkan menjadi salah satu elemen kunci dalam game yang memiliki tema Lovecraftian. Dengan narasi yang berfoks pada kegilaan dan horor kosmik menciptakan pengalaman bermain dengan kengerian mencekam yang mendalam dan menakutkan.


Lovecraftian telah diterima dengan baik oleh penggemar horor yang bahkan memiliki fanbase tersendiri dan terus mempengaruhi konsep horor kontemporer. Popularitas dalam karya Lovecraft yang awal kemunculannya tidak terlalu dikenal, pada akhirnya dapat menunjukan daya tarik dari elemen-elemen Lovecraftian yang tidak dapat terbantahkan dalam menciptakan ketakutan mendalam  yang dapat bertahan hingga masa kini.

pengaruh Lovecraft terus bertahan karena kemampuananya dalam membangkitkan rasa takut akan ketidaktahuan dan ketidakberdayaan manusia di alam semesta yang luas secara universal dan mendalam. Elemen-elemen Lovecraftian terus menginspirasi para penulis, sutradara dan mungkin seniman lain untuk menciptakan karya yang menakutkan dan penuh misteri. Konsep-konsepnya telah beradaptasi dan berkembang yang kemungkinan akan terus berkembang dalam media hiburan. Dengan semakin banyaknya karya yang mengeksplorasi tema horor kosmik dan ketidakberdayaan manusia, warisan Lovecraft akan terus hidup dan memberikan inspirasi.

Apakah kamu pernah merasakan sentuhan kengerian kosmik Lovecraft? Bagikan pengalaman kamu di kolom komentar, ya!

Referensi:

  • https://lovecraft.fandom.com/wiki/Lovecraftian_Horror
  • https://lovecraft.fandom.com/wiki/Cosmic_horror
  • https://www.writersdigest.com/write-better-fiction/what-is-cosmic-horror-in-fiction
  • https://www.audible.co.uk/blog/article-cthulhu-myth-timeline-explained
  • https://www.americanheritage.com/man-who-can-scare-stephen-king
  • https://lovecraftzine.com/2017/03/24/lovecraftian-works-by-modern-masters-neil-gaimans-the-ocean-at-the-end-of-the-lane/
  • https://editions.covecollective.org/content/hp-lovecraft-and-development-horror-literature
  • https://lovecraftzine.com/2015/10/20/the-lovecraftian-stories-of-stephen-king/
  • https://www.kaskus.co.id/thread/5b3200b696bde6c64d8b4573/lovecraftian-horror-kosmik-dalam-film-dan-anime
Ulasan Joplin: Alternatif Gratis dan Aman untuk Menulis dan Pencatatan Digital

Ulasan Joplin: Alternatif Gratis dan Aman untuk Menulis dan Pencatatan Digital

Situs Official Joplin
Tampilan Situs Official Joplin

Sebelumnya saya pernah membahas soal aplikasi pencatatan Obsidian (Bisa dibaca disini: Obsidian) kali ini saya akan membahas aplikasi pencatatan lain yang bernama Joplin. Jika kamu masih mencari aplikasi dengan formatting Markdown yang lebih mudah di pahami dan memiliki tampilan simpel, Joplin bisa menjadi pilihan kamu. Mari di simak ulasan mengenai Joplin berikut ini:

Apa itu Joplin?

Joplin adalah aplikasi open-source yang didesain untuk membantu dalam pencatatan, pengorganisrian tulisan, dan mengatur to-do list. Joplin dibuat oleh Laurent Cozic pada tahun 2017. Joplin menonjol sebagai aplikasi yang efisien dan aman dalam perihal privasi. Joplin juga menghadirkan tampilan antarmuka yang user-friendly dan dirancang untuk pendatang baru, serta bagi kamu yang antusias terhadap Markdown.

Dengan kemampuan untuk membuat, mengatur notebook, dan ditambah dengan adanya fitur pencarian yang disebut Goto Anything... yang dapat mempermudah kamu dalam mengorganisir catatan yang kamu miliki menjadikan Joplin pilihan yang tepat untuk kamu yang menyukai aplikasi pencatatan yang simpel namun efisien dengan fitur yang ada, dan juga bagi kamu yang memprioritaskan privasi. Selain itu, sinkronisasi yang mulus antar perangkat memastikan bahwa data yang dapat diakses oleh kamu selalu aman berkat end-to-end enkripsi, Joplin memastikan data yang kamu miliki tetap ada di tangan kamu.

Sama dengan Obsidian, Joplin juga memungkinkan kamu mempersonalisasikan aplikasinya melalui plugin. Dengan plugin kamu dapat menambah atau mengubah fitur dalam aplikasi agar tampil sesuai dengan keinginan.

Cara Mendownload Joplin

Joplin adalah aplikasi gratis, bahkan kamu tidak perlu mendaftar untuk apapun atau tidak perlu juga memasukan informasi kartu kredit kamu. Hal yang perlu kamu lakukan hanyalah klik link Joplinapp.org dan klik icon 'Download the App'.
Simpel dan mudah, bukan? Setelah download selesai, kamu hanya perlu klik dan install.

Joplin tersedia untuk multiplatform mulai dari Windows, MacOS, dan Linux. Ada juga untuk aplikasi mobile seperti Android, dan Ios. Layaknya Obsidian, Joplin tidak tersedia untuk versi Website.

Mari Memulai dengan Joplin!

Tampilan antar muka Joplin

Antarmuka Joplin untuk desktop saat pertama kali dibuka dibagi menjadi tiga panel. Panel sebelah kiri menampilkan daftar dari notebooks  dan tags, bagian panel tengah menampilkan catatan dari notebook yang sedang kamu buka, ketika kamu pertama kali membuka Joplin dibagian panel tengah ini akan ada tutorial yang bermanfaat bagi kamu, tutorialnya cukup mudah dimengerti, dan dibagian panel kanan adalah bagian teks editor, tempat kamu menulis catatan yang sedang kamu buka. Kamu dapat membuat catatan sebanyak yang kamu mau. Namun, kamu masih dapat mengubah letak tampilannya dimenu View > Change Application Layout.

Dalam Joplin, kamu memiliki pilihan untuk menggunakanya dengan bahasa formatting Markdown atau rich teks format, dan kamu dapat mengganti diantara keduanya kapan saja. Mengenai formatting markdown sudah pernah dibahas dipostingan ulasan mengenai Obsidian, tapi jika kamu tidak ingin mempelajari bahasa formating Markdown, kamu dapat menggunakan rich teks format.

Apa itu rich teks format? Rich teks format adalah teks yang mendukung pemformataan agar terlihat lebih menarik dibandingkan teks biasa. Apa saja pemformatan rich teks format? Misalnya huruf tebal (bold), huruf miring (italic), bergaris bawah (underline) serta pemilihan font, ukuran font dan warna teks, sebenarnya pemformatan standar yang hampir kebanyakan orang sudah familiar, terlebih jika kamu sering menggunakan aplikasi Microsoft Word. Kamu bisa mengskses pemformatan ini menggunakan bar formatting yang sudah disediakan dibagian atas teks editor.

Jika kamu menggunakan Markdown teks editor, disebelah kanan akan ada panel live preview untuk melihat bagaimana formatting Markdown berkerja saat kamu menggunakannya. Kamu bisa mematikan fitur live preview tersebut kapan saja.

Fitur lain Dalam Joplin

Apa kamu ingin tahu fitur lainnya dalam Joplin?

1. Web Clipper

Joplin memiliki fitur clipper yang dapat kamu gunakan menggunakan browser untuk mengambil konten dan artikel dari web yang dapat secara instan dikirim ke aplikasi Joplin kamu. Terdapat ekstensi Joplin di aplikasi browser seperti Chrome dan Firefox. Di ekstensi tersebut kamu dapat memilih bagaimana kamu ingin clip sebuah halaman web disimpan, kamu juga dapat memilih di notebook mana kamu menyimpan clip tersebut, sebagaimana yang terlihat di screenshot dibawah ini.

Web Clipper Joplin
Tampilan fitur Ekstensi Web Clipper

2. Plugin

Plugins Joplin
Plugins yang dapat dipilih di situs Official Joplin

Joplin juga memiliki fitur plugin yang dapat digunakan untuk pengalaman mencatat yang lebih baik. Joplin memiliki lebih dari seratus plugin untuk memudahkan dalam pencatatan, Kamu dapat mendownload plugin disini Joplin Plugins. Kamu dapat mengakses fitur plugin atau menambah plugin yang telah didownload di menu Tools > Option > Plugins.

Plugin-plugin di Joplin tentu saja aman, karena setiap plugin dikembangkan oleh tim Joplin itu sendiri, dan juga beberapa kontributor khusus. Saya sendiri tidak terlalu sering menggunakan fitur yang satu ini, jadi, belum bisa mengulas lebih jauh perihal fitur plugin ini.

3. Pencarian (Goto Anything...)

Goto Anything... Joplin
Fitur pencarian Goto Anything...

Joplin memiliki fitur pencarian yang dapat memudahkan kamu dalam mencari kata-kata, tags, dan juga nama dari notebooks. Untuk membuka fitur pencarian tekan "Ctrl + P".

4. Import dan Eksport Catatan

Berbagai Pilihan Dimenu Import aplikasi Joplin

Apa kamu memiliki banyak catatan di Evernote, dan ingin dipindahkan ke Joplin? Kamu bisa dengan mudah memindahkannya dengan fitur Import dari Evernote, tapi prosesnya memakan banyak waktu, terlebih jika catatan kamu benar-benar banyak, karena dalam prosesnya kamu harus export file catatan kamu dari Evernote lalu baru di import ke Joplin, secara manual. Kamu juga dapat memilih untuk mengeksport catatan kamu ke format Markdown, HTML, atau dokumen PDF. Jika ingin lebih mudah dalam mengimport file, kamu dapat mengimport seluruh folder berisi file catatan dengan format Markdown atau HTML secara langsung.

Jika kamu berpikir untuk memindahkan seluruh catatan, atau berhenti untuk menggunakan Joplin, terdapat berbagai pilihan bagi kamu agar dapat menyimpan atau memindahkan catatan yang kamu miliki, Dan mengimportnya di aplikasi pencatatan lain.

5. Support Berbagai Media dalam Catatan

media gambar di Joplin
Media Gambar dalam Aplikasi Joplin

Joplin memilik support terhadap berbagai media seperti gambar, media audio, dan bahkan video, yang dapat kamu import dari komputer ke catatan yang kamu miliki.

Sinkronisasi dan Harga sinkronisasi Joplin Cloud

Menu Sinkronisasi di pengaturan Joplin

Joplin adalah aplikasi pencatatan gratis. File catatan juga tersimpan secara lokal di perangkat yang kamu pakai. Selain itu, Joplin memberi kamu pilihan untuk sinkronisasi antar perangkat yang kamu miliki, dengan menggunakan cloud servis yang dapat kamu pilih, seperti Onedrive, Nextcloud, WebDAV, Dropbox, Joplin Cloud, dan Joplin Server. Diantara pilihan itu tentu saja terbagi, ada yang gratis, dan juga berbayar.

Sinkronisasi gratis yang saya ketahui adalah Onedrive dan Dropbox. Joplin Cloud adalah Cloud server dari Joplin itu sendiri, namun sinkronisasi dengan Joplin Cloud tidaklah gratis, kamu harus merogoh kocek per paket yang ditawarkan dimulai dengan Paket basic dengan harga 2.99 euro (Sekitaran Rp 52.378) per bulan, paket Pro dengan harga 5.99 euro (sekitaran Rp 104.932) per bulan, dan yang terakhir paket Teams dengan harga 7.99 euro (sekitaran Rp 139.968) per bulan.

 
Paket Joplin Cloud

Dengan paket berbayar Joplin Cloud, kamu dapat berkolaborasi dalam catatan dengan pengguna Joplin lainnya, berbagi catatan secara online, dan memberi kamu penyimpanan sebesar 1 GB tapi dengan batasan upload 10 mb per catatan, ini untuk paket Basic, untuk kedua paket lainnya tentu saja lebih besar dari paket basic ini.

Dibandingkan dengan cloud servis lain Joplin Cloud menawarkan harga paket yang cukup merogoh kocek, namun bagi kamu yang ingin berkolaborasi dalam menulis dengan penulis lain yang menggunakan Joplin ini adalah pilihan yang tepat untuk menyinkronkan catatan kamu, karena fitur kolaborasi sendiri hanya tersedia untuk Joplin Cloud.


Joplin, aplikasi open-source yang simpel dan tidak terlalu rumit. Joplin adalah pilihan yang tepat untuk kamu yang mencari aplikasi pencatatan gratis yang mengutamakan keamanan privasi data yang kamu punya, memastikan kamu untuk mengontrol penuh atas data yang kamu miliki. Dengan end-to-end enkripsi yang memiliki metode enkripsi standar industri terbaik.

Dengan memiliki fitur yang mengizinkan sinkronisasi melalui layanan Cloud pihak ketiga memudahkan kamu untuk menyinkronkan catatan kamu ke perangkat lain yang kamu miliki. Namun, perlu digaris bawahi terdapat fitur yang tidak ada di sinkronisasi pihak ketiga tersebut dan hanya ada di Joplin Cloud, misalnya, fitur kolaborasi, yang memang eksklusif untuk Joplin Cloud.

Apakah kamu tertarik menggunakan Joplin setelah membaca ulasan ini? Atau masih akan bertahan dengan aplikasi pencatatan pilihan kamu?

Joplin aplikasi gratis yang mudah digunakan untuk membantu kamu mengorganisir catatan secara efektif!

Bosan dengan Sosial Media yang Gitu-Gitu Aja? Bagi Kamu yang Suka Baca dan Nulis Cobain Threads!

Bosan dengan Sosial Media yang Gitu-Gitu Aja? Bagi Kamu yang Suka Baca dan Nulis Cobain Threads!

Tampilan Threads di Chrome PC

Sudah download aplikasi Threads?
Atau sudah punya akun Threads?

Oh, iya. Apa itu Threads? Threads adalah sosial media yang dikeluarkan oleh Meta pada 5 Juli 2023, sudah hampir satu tahun. Namun, nyatanya sosial media yang satu ini baru mulai ramai kembali akhir-akhir ini.

Menurut saya Threads adalah aplikasi sosial media yang unik. Kenapa? Karena Threads memiliki fokus lebih ke konten berbasis teks, dan sedikit mirip twitter, ada fitur like, repost, dan komen, sebenarnya fitur itu memang hampir ada di seluruh sosial media kan?

Jika kamu belum memiliki akun Threads tapi sudah memiliki akun Instagram, kamu hanya perlu mendaftarkan username dari Instagram kamu, setelah itu sistem akan mengintegrasikan secara automatis ke akun profil Instagram kamu.

Dengan Threads kamu akan mendapatkan pengalaman bersosial media baru yang menyenangkan terlebih bagi kamu yang bosan dengan sosial media yang gitu-gitu aja, Threads menawarkan perbedaan seperti terintegrasi langsung dengan Instagram, jika kamu membuat post di Instagram maka kamu dapat juga mempostingnya langsung ke Threads, lalu dengan konten berbasis teks kamu dapat bergabung ke dalam diskusi publik. Sejauh ini banyak utas menarik dan positif yang berseliweran di Timeline Threads, mulai dari penggembar buku yang mengulas buku yang dibacanya, pengguna yang menceritakan harinya, Orang yang mengajukan pertanyaan perihal apapun, dan ada juga konten creator yang membuat utas dengan niat.

Ada satu hal yang menarik mengenai Threads, yaitu terdapat fitur baru yang baru saja ditambahkan yang menawarkan koneksi jaringan media sosial dengan media sosial lainnya yang terdiri dari server-server independen, yang membuat pengguna dari platform sosial media lain dapat saling berkomunikasi, atau pengguna dapat membuat post dari sosial media manapun yang masih terikat dengan jaringan tersebuta, jaringan yang diberi nama Fediverse. Selain Threads sosial media lain yang tertaut di jaringan ini adalah Mastodon, dan peertube.

Cukup sekian, Itulah sedikit curcolan saya mengenai Threads!
Oh, ya, Threads saya @hida1.1 :)

Peran Naga dari Mitologi hingga Sastra Fantasi Kontemporer

Peran Naga dari Mitologi hingga Sastra Fantasi Kontemporer

Peran Naga dalam kisah fantasi
Photo by Sean Thomas on Unsplash

Naga, siapa yang tidak tahu dengan makhluk yang satu ini? Naga adalah makhluk yang sangat ikonik. Naga telah muncul secara independen dalam seni, mitologi, dan berbagai kisah dari banyak budaya dan peradaban sepanjang sejarah, dari Amerika, Asia, bahkan Eropa. Naga memiliki sejarah yang panjang dalam berbagai bentuk dan terus mengisi media-media yang biasa kita nikmati seperti buku, film, acara TV dan bahkan game.

Tidak terlalu jelas kapan, atau dimana cerita dari naga pertama kali muncul, tetapi seperti yang dikutip dari Heritagedaily.com yang telah diterjemahkan 'gambaran ular terbang raksasa setidaknya telah ada dalam mitologi kuno, khususnya dalam sastra dan seni di zaman Mesopotamia, dimana naga digambarkan dalam Epos Penciptaan, Enuma Elish, dari akhir millenium ke-2 SM'.

Kata 'Dragon', pertama kali digunakan dalam bahasa Inggris pada abad ke-13, diambil dari bahasa Yunani 'Dracons' dan Latin 'Drakons'. Sedangakan kata naga dalam bahasa indonesia diambil dari bahasa Sansakerta yaitu nāgá yang memiliki arti perwujudan ular kobra raksasa.

Makhluk legendaris bersisik dan bernafas api ini telah banyak menghiasi halaman-halaman dalam kisah fantasi selama berabad-abad. Seperti yang disebutkan dalam paragraf kedua naga bermula dari kisah dalam mitologi kuno, dan dapat bertahan hingga masa kini dalam novel kontemporer. Naga terus memikat imajinasi kita, naga meminkan peran yang sangat beragam dan sering menjadi bagian elemen sentral dalam cerita. Dalam postingan ini, kita akan mengeksplorasi bagaimana naga telah berkembang di cerita fantasi dan apa sih kebanyakan peran yang mereka mainkan dalam narasi suatu cerita?

1. Peran Naga dalam Mitologi Kuno

Dalam banyak budaya kuno, naga digambarkan sebagai simbol kekuatan dan kebijaksanaan, tetapi juga terkadang menjadi lambang kehancuran, kekacauan, dan ketamakan. Dalam Mitologi Tiongkok misalnya, naga sering dianggap sebagai makhluk yang bijaksana dan baik hati, simbol kekuatan alam, keberuntungan dan pelindung. Contohnya, naga Ying Long yang merupakan penggambaran dari elemen bumi. Dalam legenda kuno Ying Long pernah membantu kaisar Huang Di dalam perang penyatuan dengan membunuh musuh yang kuat.

2. Peran Naga dalam Sastra Klasik

Dalam sastra klasik Eropa, naga biasanya memiliki peran sebagai musuh besar yang harus dikalahkan oleh pahlawan. Misalnya, kisah Beowulf, pahlawan epik Anglo-Saxon, yang mengakhiri hidupnya dalam pertarungan heroik melawan naga, dan Contoh lain yang terkenal juga dalam hal ini adalah kisah Fafnir dalam mitologi Norse, Pahlawan Sigurd (Siegfried) akhirnya membunuh Fafnir dengan pedang legendaris Gram.

3. Peran Naga dalam Sastra Fantasi Modern

Dalam sastra fantasi modern peran naga mengalami perkembangan lebih pesat, menjadi lebih kompleks dan beragam. Kita awali dengan naga tamak dan rakus yang paling dikenal. Siapa yang tidak mengenal Smaug? Hampir kebanyakan orang pasti mengenal naga yang satu ini. Naga tamak, cerdas, dan jahat yang menjaga harta karun di Misty Mountain dalam The Hobbit karangan J. R. R. Tolkien. Selain itu J. R. R. Tolkien juga menggambarkan beberapa naga lain seperti Ancalagon, Glaurung, Scatha, Gostir(Gorsthir), dan Lhamthanc. Pernah mendengar nama Sunfyre, Balerion, Meraxes, Vhagar atau Drogon, Rhaegal, dan Viserion? Bagi yang pernah membaca buku yang ditulis oleh George R. R. Martin pasti sudah tidak asing dengan naga-naga yang disebutkan tersebut, naga yang ada dalam seri A Game of Thronesdan Fire & Blood, atau naga yang hanya di mention dalam kedua serinya. Di dalam buku George R. R. Martin naga berperan sebagai senjata paling mematikan dan kuat, digunakan untuk menaklukan kerajaan-kerajaan dan menakuti musuh-musuh keluarga Targaryen.

4. Peran Naga dalam Fantasi berlatar Urban dan Kontemporer

Naga tidak hanya muncul dalam kisah fantasi berlatar medieval atau abad pertengahan yang biasanya menjadi latar dalam kebanyakan kisah fantasi. Di masa kini dengan berkembangnya teknologi mulai banyak fantasi-fantasi yang menggabungkan unsur modern dengan sentuhan keajaiban magis. Misalnya dalam The Dresden Files, karya Jim Butcher menghadirkan naga sebagai makhluk magis yang kuat dalam dunia supernatural yang tersembunyi, selain itu terdapat dua tipe naga dalam dunia dari karya Jim Butcher tersebut, yang dapat dikenali dari huruf kapital di depan katanya "Dragons" yang digambarkan sebagai kekuatan elemen dari kosmos sebagaimana konsep dalam mitologi naga asia dan "dragons" yang memiliki konsep seperti naga pada umumnya, namun pada dasarnya mereka tidak lain hanyalah utusan dan pelayan yang diciptakan.

5. Peran Naga Sebagai Sekutu dan Teman

Dalam kisah-kisah fantasi selain digambarkan sebagai antagonis dalam kebanyakan cerita fantasi juga naga digambarkan sebagai sekutu dan teman. Misalnya dalam Eragon karya Chrishtoper Paolini, Saphira adalah naga yang setia dan bijaksana yang mendampingi Eragon dalam perjalnanya, membantu dalam pertempuran dan memberikan nasihat-nasihat baik selama perjalanan.


Dari monster menakutkan hingga sahabat setia, peran naga dalam cerita fantasi terus berkembang menjadi karakter kompleks. Keberadaan naga dalam cerita fantasi menunjukan daya tarik tahan lama dari makhluk legendaris ini dengan kemampuan yang dapat beradaptasi terhadap narasi dan tema yang berbeda sepanjang waktu.

Bagaimana menurut kamu? Apakah ada naga favorit kamu yang disebutkan di sini?

Referensi:

[Cerpen] Hiraeth dan Pertempuran Dalam Aliran Waktu

[Cerpen] Hiraeth dan Pertempuran Dalam Aliran Waktu

Kesatria berzirah besi
Photo by Henry Hustava on Unsplash

Dalam malam yang hening di Kota Canias, Hiraeth duduk di hadapan sekelompok penduduk kota yang penasaran. Di bawah cahaya lilin yang berkedap-kedip, dia mulai menceritakan sebuah kisah dari masa lalunya, sebuah pertempuran yang tidak terlupakan.

"Terjadi pertempuran hebat di sebuah kerajaan bernama Edenia," Hiraeth memulai, suaranya bergetar dengan kenangan. "Kerajaan Edenia, sebuah negeri yang subur dan makmur, diserang oleh Kekaisaran Hellanesia yang haus kekuasaan. Edenia dikenal dengan kebijaksanaan, kedamaiannya, serta keindahan alamnya, sementara Hellanesia terkenal dengan kekuatan militernya yang brutal. Konflik ini tidak terelakkan sejak Hellanesia mulai mengincar sumber daya alam Edenia yang melimpah."

Dia berhenti sejenak, mengingat wajah-wajah teman seperjuangannya. "Aku berjuang bersama pasukan Edenia, dipimpin oleh Raja Aldaryc yang bijaksana dan Jenderal Kysea yang pemberani. Aldaryc, dengan jubah putihnya yang berkibar, selalu menjadi sumber inspirasi bagi kami. Dia memiliki karisma yang mampu membangkitkan semangat juang pasukannya. Sementara Kysea, dengan pedang kembarnya yang mematikan, adalah sosok yang tidak kenal takut di medan perang. Dia selalu berada di garis depan, memimpin pasukan dengan keberanian yang luar biasa."

Hiraeth melanjutkan, "Di sisi lain, pasukan Hellanesia dipimpin oleh Kaisar Kessayr yang kejam dan licik. Kessayr, dengan baju zirah hitamnya yang menakutkan, adalah sosok yang haus darah dan kekuasaan. Dia tidak segan-segan mengorbankan pasukannya sendiri untuk mencapai tujuannya."

"Setiap langkah yang diambil, setiap helaan napas, adalah bagian dari perjuangan kami. Rasa sakit dan beban menjadi teman setia di medan pertempuran tersebut, mengikuti para kesatria seperti bayangan yang tidak pernah lepas. Kami berjuang mati-matian melawan pasukan musuh yang terlalu kuat, kejam, dan berat untuk dihadapi."

Dia berhenti sejenak, menghela napas panjang, mengenang masa-masa sulit itu. "Ketika keheningan akhir pertempuran mulai tiba, debu dan asap mulai mereda, meninggalkan genangan merah di mana-mana, bagai langit yang telah menumpahkan warna kengerian pada pertempuran yang terjadi. Kami menemukan diri kami di antara trauma yang menggelayuti hati dan pikiran. Trauma yang menjadi saksi bisu dari setiap luka yang diterima, dari setiap teman yang gugur di medan tempur. Itu adalah salah satu kenangan yang tidak bisa aku hapus, meski aku berusaha melupakannya. Perasaan takut datang bagai hantu, terus mengikuti dan menghantuiku. Begitu banyak ketakutan yang hadir—di saat aku belum memahami sepenuhnya mengenai sesuatu di dalam diriku."

Hiraeth melanjutkan dengan suara yang lebih tenang, "Namun, aku belajar. Belajar memahami apa yang terjadi di sekitarku. Aku belajar bertahan dari rasa takut, belajar menghadapi ketakutan terbesar yang aku miliki, dan aku belajar membebaskan diri dari belenggu pertempuran dalam kehidupan."

Mata Hiraeth menyapu sekeliling, bertemu dengan tatapan penuh perhatian para pendengar. "Bayangan pertempuran tidak dapat dihilangkan. Namun, aku memilih untuk melihatnya sebagai tanda keberhasilan. Sebagai bukti bahwa kami telah bertarung dengan gagah berani, bahwa kami telah bertahan dalam salah satu pertempuran terberat yang pernah dihadapi dan menjadikannya kenangan berharga. Kami berhasil memenangkan pertempuran dan membuat mundur Kekaisaran Hellanesia. Meski luka-luka yang tidak nampak ini tidak pernah sembuh, meski ketakutan menghinggapi, kami tetap berjalan, tetap maju, hingga mencapai kemenangan."

Suara Hiraeth semakin lembut, namun penuh makna. "Akhir sebuah pertempuran bukanlah akhir dari segalanya. Itu adalah awal dari perjalanan baru. Setiap luka yang kita dapatkan, setiap kenangan yang kita bawa, adalah bagian dari diri kita. Mereka membentuk siapa kita dan memberi kita kekuatan untuk menghadapi masa depan."

Hiraeth menutup ceritanya dengan senyuman kecil. "Ini adalah pelajaran yang aku bawa dari Edenia. Bahwa dalam setiap perjuangan, selalu ada harapan. Dan dalam setiap akhir, selalu ada awal yang baru."

Seorang pria bertanya pada Hiraeth, "Apakah ada kebenaran dalam kisah tersebut? Aku tidak yakin dengan apa yang kamu ceritakan, aku pernah mendengar bahwa dahulu canias adalah bagian dari kekaisaran Hellanesia yang telah runtuh, namun itu sudah lama sekali. Jika memang kisah itu benar, bagaimana kamu dapat hidup selama itu?"

Hiraeth terdiam sejenak, tatapannya tertuju pada api lilin yang berkedip-kedip. Wajahnya yang biasanya tenang kini dibayangi oleh keraguan. Setelah beberapa saat, dia mengangkat kepalanya dan menatap pria itu dengan binar mata yang dalam.

"Kebenaran, seperti halnya waktu, adalah konsep yang cair dan berubah-ubah, tidak memiliki kepastian, begitu rumit, dan sering kali terbungkus dalam lapisan aliran waktu itu sendiri" Hiraeth memulai dengan suara yang pelan namun tegas. "Apa yang kamu anggap sebagai kebenaran hari ini, mungkin berbeda dengan kebenaran yang diyakini oleh orang lain, atau bahkan kebenaran yang akan kamu temukan di hari esok."

Dia menghela napas, seolah sedang menimbang kata-katanya. "Kisah yang aku ceritakan adalah kebenaran dari sudut pandangku, dari pengalaman yang aku jalani. Aku tidak bisa membuktikan kebenarannya dengan bukti fisik yang bisa kamu sentuh atau lihat, bukti-bukti itu hanya ada di dalam diriku. Namun, aku percaya bahwa kebenaran sejati tidak selalu dapat diukur dengan standar duniawi, karena waktu dan takdir adalah sebuah konsep yang sulit dijelaskan."

Hiraeth menatap pria itu dengan tatapan yang tajam. "Adapun tentang bagaimana aku bisa hidup selama ini, itu adalah misteri yang bahkan aku sendiri belum sepenuhnya paham. Aku terjebak dalam pengembaraan, Aku telah menyaksikan banyak hal, mengalami banyak perubahan, dan mempelajari begitu banyak pembelajaran sepanjang perjalanan panjangku—belajar dari kenangan, kehilangan dan kesedihan yang terpatri. Mungkin, keabadian adalah anugerah sekaligus kutukan. Aku tidak memiliki jawaban yang pasti, tetapi aku terus mencari makna dalam setiap langkah yang aku ambil."

"Namun perlu di ingat, kehidupan panjang bukan berarti tanpa beban," lanjutnya dengan nada yang berat, Setiap waktu yang berlalu, setiap orang dekat yang hilang, adalah luka yang sulit untuk disembuhkan. Itu adalah nilai yang harus aku bayar untuk tetap hidup dan bertahan dari takdir berat yang membawaku."

Hiraeth tersenyum tipis, "Mungkin, suatu hari nanti, aku akan menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaanmu. Namun, untuk saat ini, aku hanya bisa menawarkanmu kisah-kisahku—kisah yang datang dari masa lalu, bagian dari sejarah yang aku bagikan kepadamu. Kisah-kisah yang mungkin bisa memberikanmu inspirasi, hiburan, atau bahkan penghiburan di tengah-tengah kehidupan yang penuh dengan ketidakpastian, dan dalam setiap kisah yang aku ceritakan ada serpihan jiwa dari para pemimpin yang bijaksana, serta para kesatria pemberani yang tidak akan hilang, orang-orang yang perlu kamu kenang."

Hiraeth mengakhiri jawabannya dengan pandangan yang penuh arti. Pria itu terdiam, merenungkan kata-kata Hiraeth. Meskipun tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan, dia merasa ada kebenaran yang tersembunyi di balik kata-kata bijaksana Hiraeth. Mungkin, kebenaran sejati tidak selalu bisa dijelaskan dengan logika, tetapi harus dirasakan dengan hati.

Sekelompok penduduk kota Canias yang mendengar pun ikut terdiam, terpesona oleh kisah dan apa yang dikatakan oleh Hiraeth. Dalam heningnya malam berbintang, mereka merasakan kebijaksanaan dari sosok seorang pengembara abadi yang telah melalui begitu banyak perjalanan, yang membawakan cahaya dan harapan dalam setiap kisah yang dia tulis dan ceritakan kepada setiap orang, kisah indah yang memberikan warna bagi yang mendengar dan membacanya.

[Cerpen] Kisah Abadi di Kota Canias

[Cerpen] Kisah Abadi di Kota Canias

Beatiful city fron Unsplash
Photo by Jr Korpa on Unsplash

Di kota canias yang tenang, di mana waktu terasa berjalan dengan kecepatannya sendiri, hiduplah sosok seorang lelaki misterius yang biasa dipanggil Hiraeth. Tidak ada yang banyak mengetahui tentangnya, bahkan nama aslinya. Dia bukan manusia biasa; dia telah hidup di bumi lebih dari umur kota Canias itu sendiri, selama ribuan tahun, penjaga dari begitu banyak kenangan, dan pengalaman yang tak terhitung jumlahnya. Dia sang ahli sihir, dengan kemampuannya yang sudah tidak dapat diragukan lagi. Dengan wajah awet mudanya yang menyimpan kebijaksanaan berabad-abad, dan mata yang berbinar menyimpan rahasia waktu. Hiraeth telah menjelajahi dunia, menyaksikan bangkit dan jatuhnya kerajaan, kelahiran, dan kepunahan peradaban. Dia telah melihat keindahan kemanusiaan dan kegelapan yang mengintai di dalamnya. Setelah ribuan tahun berlalu, Hiraeth memutuskan sudah waktunya memulai tujuan baru, sesuatu yang akan mengisi kekosongan besar yang telah diukir oleh waktu dalam jiwanya.

Suatu hari, saat sinar matahari pagi menyinari alun-alun kota, Hiraeth berjalan dengan langkah yang tenang. Suara riuh orang-orang beraktivitas menyambutnya, tetapi pikirannya sibuk dengan refleksi tentang perjalanan hidupnya yang masih panjang. Di tengah keramaian, matanya tertuju pada sebuah tempat penerbitan sekaligus toko buku kecil yang berada di sudut jalan. Sebuah tanda bertuliskan, 'Perhatian! Dicari: Penulis Tekun, Penuh Imajinasi.' terpampang di jendela toko itu. Percikan inspirasi muncul dalam dirinya. Terpikir olehnya barangkali kata-kata tertulis itu dapat menjadi kanvas untuknya melukiskan perjalanan hidup yang panjang dan luar biasa.

Hiraeth berhenti sejenak, merenung. Mungkin inilah kesempatan yang dia cari selama ini—media untuk membagikan pengetahuannya yang luas, dan pengalaman serta kenangan yang telah ia kumpulkan selama ribuan tahun yang dapat di untai menjadi kisah-kisah yang akan memikat pikiran serta hati penduduk kota Canias. Dengan keteguhan hati serta semangat baru, dia melangkah masuk ke dalam toko.

Pemilik toko, seorang wanita baik hati bernama Salya, menyambutnya dengan senyuman hangat. Mata mereka bertemu, dan Salya menemukan kedalaman dalam tatapan Hiraeth, seolah-olah dia bisa melihat sekilas sejarah panjang yang tersembunyi dibalik mata lelaki itu—tentang pengalaman panjang di luar batasan imajinasi. Tanpa ragu, Hiraeth bertanya mengenai pekerjaan itu, dan Salya, tertarik oleh auranya yang misterius, menyambutnya dengan terbuka. Dia menyiapkan meja tulis kecil di sudut ruang toko yang nyaman, dengan pena bulu angsa yang halus dan kertas sederhana, dia mulai menulis.

Saat tersiar kabar tentang penulis misterius di Canias, warga kota yang penasaran mulai berbondong-bondong membaca karya Hiraeth. Kisah yang ditulisnya tidak seperti kisah manapun yang pernah mereka baca—dipenuhi dengan kebijaksanaan, dilukis dengan warna berabad-abad yang lalu, dan dipenuhi dengan keajaiban abadi yang beresonasi di setiap pembaca. Kota yang tenang itu terpesona oleh kisah-kisahnya.

Tulisan Hiraeth menjadi jembatan penghubung antara masa lalu dan masa kini, menghubungkan tiap generasi dengan untaian benang sejarah. Canias menjelma menjadi tempat dimana gema masa lalu berdampingan secara harmonis dengan gema kehidupan modern. Kata-katanya mengalir bagai sungai, kisah yang dia tulis sangat bervariasi dari petualangan epik di negeri nun jauh, pengungkapan misteri, hingga kisah cinta dan kehilangan yang mengharukan. Tulisan Hiraeth melampaui batas waktu, membuat pembaca terpesona dan terinspirasi. Memiliki kata berbobot ribuan tahun akan tetapi tetap segar selayaknya embun fajar. Penduduk kota berkumpul di toko buku, ingin membaca serta mendengarkan cerita secara langsung yang dikisahkan oleh pendongeng awet muda tersebut.

Namun, tidak setiap hari dipenuhi dengan inspirasi yang mengalir dan lancar. Di sudut ruang yang biasanya dipenuhi dengan suara pena yang berdenting dan kertas yang berbisik, Hiraeth duduk termenung, pena bulu angsanya tergenggam erat, tintanya pun mengering di ujung, seolah enggan melanjutkan kisah yang penuh dengan rasa sakit.

"Kematian," dalam renungan ia berbisik pelan, "adalah satu-satunya kepastian yang tidak pernah bisa aku alami. Aku telah melihatnya dalam berbagai bentuk—cepat dan tanpa rasa sakit, lambat dan penuh penderitaan, tiba-tiba dan tak terduga. Setiap kematian meninggalkan jejak, tak hanya pada yang pergi tetapi juga pada yang ditinggalkan. Mereka yang mati mungkin menemukan kedamaian, tetapi bagi kami yang tinggal, kami harus menanggung, rasa kehilangan yang mendalam."

Di saat menulis ada kalanya Hiraeth terjebak dalam pusaran kenangan yang melukai. Ribuan tahun kehidupan telah memberinya banyak kisah indah, tetapi juga menyimpan luka yang tak lekang oleh waktu. Ketika kenangan akan cinta yang hilang, perang yang menghancurkan, dan kehilangan yang mendalam datang menghujam. Mata yang biasanya berbinar, kini redup, terhalang oleh bayang bayang masa lalu yang tidak ingin dia ingat.

Dia menghela napas panjang dan kembali berbisik pada dirinya, "Mungkin, dalam kematian, ada jawaban yang aku cari. Sebuah akhir dari perjalanan panjang yang tampaknya tak berujung. Namun, aku tidak pernah tahu. Bagiku, hidup adalah satu-satunya jalan, dan aku harus menemukan makna di dalamnya, meskipun itu berarti menyaksikan kematian berulang kali."

Salya, yang lewat dengan tumpukan buku baru, memperhatikan dan menyadari ada perubahan dalam diri Hiraeth. Dia melihat kesedihan terpancar dari matanya dan kegelisah yang tergambar di wajahnya. Dengan lembut, salya meletakkan buku-buku itu, dan mendekati Hiraeth.

Hiraeth mengangkat kepalanya, mencoba tersenyum, tapi senyumnya tidak sampai ke matanya. "Terkadang, aku merasa kenangan itu seperti beban yang tak terhentikan, seperti angin kencang yang tak pernah berhenti," Hiraeth berkata, "Mereka menerjang dan meninggalkan ku terhuyung, bahkan ketika aku berusaha untuk tetap berdiri. Sesaat setelah itu membuatku terjatuh dan tersesat dalam perjalanan di antara labirin waktu, Setiap kenangan adalah sebuah ruang yang dikunjungi dalam labirin tersebut, tetapi aku tidak pernah dapat tinggal."

"Kadang kala, kenangan tentang mereka yang telah pergi tidak pernah benar-benar hilang. Bahkan kenangan indah pun bisa menjadi beban yang berat," ujar salya dengan suara lembut, "Tapi bukankah itu juga keindahan dalam perjalanan? Kita mungkin merasa tersesat, tetapi sebenarnya kita selalu dalam perjalanan menuju penemuan baru. Dan bagi yang telah tiada, mereka hidup dalam setiap kisah yang kamu ceritakan, dalam pelajaran yang kamu bagikan, dan dalam cinta yang kamu sebarkan kepada dunia. Ingatlah Hiraeth, kita semua membawa luka masa lalu, tapi kita juga memiliki kekuatan untuk menyembuhkannya. Kenangan dapat menjadi sumber kekuatan."

Kata-kata salya menyentuh hati Hiraeth. Dia menyadari kebenaran dalam kata-kata Salya, bahwa dia tidak perlu menanggung beban masa lalu.

"Mungkin itulah yang bisa aku lakukan," Hiraeth berkata dengan pelan, "Menceritakan kisah mereka, menjaga kenangan tetap hidup. Dalam setiap cerita yang aku tulis, aku memberikan serpihan jiwa dari mereka yang telah pergi. Dengan cara itu, mereka mungkin tidak pernah benar-benar mati. Setiap kenangan, setiap pengalaman, adalah batu loncatan menuju pemahaman yang lebih besar tentang apa artinya hidup. Aku menemukan jalan pulangku sendiri. Bukan ke tempat atau waktu, tetapi ke hati orang-orang yang membaca ceritaku."

Salya membalas perkataannya, "Kamu benar, kamu telah berbagi kisah, kisah yang sangat berarti bagi semua. Kisah yang akan menuntun setiap orang dalam kehidupannya. Dan itu dapat menuntunmu untuk pulang ke dalam setiap hati orang yang membaca ceritamu."

Dengan dukungan Salya, dia menemukan kembali penghiburan dalam tindakan penulisan. Setiap kata yang dia tulis merupakan sapuan kuas di kanvas eksistensinya, sebuah cara untuk mengabadikan kenangan yang terancam memudar seiring berjalannya waktu. Penduduk kota yang terpikat oleh narasinya, merasa seolah-olah sedang melihat sekilas kedalam permadani sejarah itu sendiri.

Namun, Hiraeth tetap menjadi sosok misteri bagi masyarakat Canias. Dia berbicara tentang masa lalu dengan begitu pekat yang hanya dimiliki seseorang yang pernah hidup melaluinya. Penduduk kota Canias meski terpesona, tidak dapat begitu memahami kebenaran lebih dalam dari pengalamannya.

Sebagai sedikit gambaran tentang pengalamannya, di dalam salah satu buku nya Hiraeth menulis "Di dalam kisah hidup, kita tidak bisa melewati setiap chapter begitu saja, karena bukan begitu kisah dalam hidup berjalan. Kita harus membaca setiap baris, untaian kata demi kata, bertemu setiap karakter, akan ada perpisahan dengan karakter yang kita sukai. Mungkin kita tidak akan menikmati semua itu. Beberapa chapter mungkin akan membuat kita bersedih cukup lama. Kita akan membaca halaman-halaman yang tidak ingin dibaca. Kita akan menemukan halaman indah yang dipenuhi kebahagiaan serta keceriaan, halaman indah yang tidak ingin kita akhiri. Tetapi kisah tersebut harus tetap berjalan, kita harus tetap mengikutinya, tetap membalik halaman demi halaman untuk maju. Kisah setiap orang membuat dunia terus berputar. Kisah hidup yang saat ini kita miliki, jangan dilewatkan. Masih banyak halaman kosong yang perlu di isi oleh kisah hidup kita. Nikmatilah setiap kisah yang akan datang dalam hidup."

Suatu malam, ketika Hiraeth sedang duduk di keremangan toko buku dengan aroma buku tua yang memikat, diantara cahaya lilin yang berkedip-kedip seorang lelaki tua mendekati dengan mata seolah mengenalnya. "Aku sudah mendengar kisahmu," bisik lelaki tua itu, "Aku mengenali gema dari masa lalu. siapa kamu sebenarnya?"

Hiraeth tersenyum, sekilas ekspresi sedih melintasi wajahnya. "Aku hanyalah seorang pengembara, yang mengembara melalui koridor waktu, mencari makna dalam alirannya menjadikannya kisah yang akan aku ceritakan. Pada akhirnya kisah itulah yang mendefinisikan siapa kita, dan di dalamnya, aku menemukan tujuan."

Seiring pergantian musim dan tahun demi tahun, Hiraeth terus membagikan kisahnya kepada Canias. Kisah-kisahnya menjadi bagian penting dari identitas kota, diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Lelaki misterius yang telah hidup ribuan tahun telah menemukan panggilan sejati baginya, meninggalkan jejak yang tak terhapuskan pada kota dan penduduknya, dengan buku berisi kisah yang berumur panjang layaknya sang penulis kisah-kisah itu sendiri.

Maka, dijantung kota Canias, Hiraeth terus menulis, pena bulu angsanya menari-nari di atas kertas, menganyam kisah-kisah yang dapat melampaui batas waktu. Penduduk kota Canias mungkin tidak pernah sepenuhnya memahami kedalaman eksistensinya, namun dalam setiap kisahnya mereka menemukan hubungan dengan sesuatu yang lebih besar dari diri mereka sendiri—Sebuah bukti hidup akan keajaiban yang dihasilkan oleh kehidupan selama ribuan tahun dalam seni bercerita, ribuan tahun kehidupan yang dijalani dengan baik.

Hymmnos: Bahasa Musikal yang Indah dari Dunia Ar Ciel, Ar Tonelico

Hymmnos: Bahasa Musikal yang Indah dari Dunia Ar Ciel, Ar Tonelico

Ar tonelico 1&2
Cover AR TONELICO: MELODY OF ELEMIA dan AR TONELICO 2: MELODY OF METAFALICA.

Bagi kamu yang pernah bermain game JRPG legendaris AR TONELICO: MELODY OF ELEMIA dan AR TONELICO 2: MELODY OF METAFALICA di PlayStation 2, pasti sudah tidak asing dengan bahasa buatan yang diciptakan khusus untuk dunia Ar Ciel. Bahasa ini, yang dikenal sebagai Hymmnos, adalah salah satu elemen paling unik dan memukau dari game tersebut.

Apa Itu Hymmnos?

Hymmnos diciptakan oleh Akira Tsuchiya untuk game AR TONELICO. Menurut lore game, Hymmnos dulunya merupakan bahasa umum di Ar Ciel, namun pada saat cerita utama terjadi, bahasa ini hanya digunakan untuk mengontrol mesin kuno atau oleh para Reyvateils untuk melantunkan song magic.

Hymmnos adalah bahasa yang kaya dan kompleks. Kompleksitas dan kosakatanya dipengaruhi oleh berbagai bahasa seperti Inggris, Latin, Jerman, Jepang, dan Sanskrit.

Mengenal Reyvateils

Reyvateils adalah manusia buatan yang memiliki kemampuan mengubah suara menjadi energi melalui nyanyian, yang dikenal sebagai song magic. Song magic, sesuai namanya jenis sihir ini hanya dapat dieksekusi melalui nyanyian yang memungkinkan Reyvateils yang menyanyikannya mewujudkan fantasi atau harapan kuat menjadi kenyataan, seperti sihir serangan, dukungan, atau penyembuhan. Para Reyvateils ini terhubung dengan sebuah menara sebagai server mereka disaat mereka melantunkan Song Magic. Kosakata dalam Song Magic sendiri disetiap liriknya menggunakan Hymmnos.

Keunikan Hymmnos

Bahasa Hymmnos menonjol karena kemampuannya menyampaikan emosi secara eksplisit. Awalnya digunakan oleh para moon chanters—pengguna sihir kuno—sebagai mantra pelapalan. Melalui begitu banyak percobaan mereka secara bertahap mengembangkan kosakata yang memungkinkan penyampaian paling mudah dan yang akan menghasilkan kekuatan paling kuat untuk dilantunkan. Hymmnos kemudian dikembangkan menjadi beberapa dialek, dengan dua dialek utama yang bertahan hingga era AR TONELICO, Kurt Ciel dan Camena Foreluna.

Sistem Penulisan Hymmnos

Hymmnos menggunakan skrip yang didesain berdasarkan glyph Sanskerta. Ada dua sistem kepenulisan utama:

  • Hymmnos Script: Menggunakan glyphs yang menyerupai penulisan Sanskerta dan pola gelombang persegi untuk numerik.
  • Ar Ciela Script: Memiliki pola penulisan unik yang diwakili oleh emission concentric circle.
Huruf-huruf hymmnos
Hymmnos Script, desain glyph yang digunakan dalam penulisan Hymmnos.

Grammar Hymmnos

Struktur dasar

Hymmnos dirancang dengan tujuan untuk menyampaikan emosi pembicara atau penyanyi, sehingga kalimatnya sebagian besar dimulai dengan tiga kata yang disebut dengan "Emotion sounds."

Contohnya seperti:

Was yea ra chs hymmnos mea
(Aku akan dengan senang hati mengubah diriku menjadi sebuah lagu)

Ketiga emotion sounds dalam kalimat tersebut:

Was adalah Level 1, digunakan untuk mengekspresikan intensitas dari emosi.
yea adalah Level 2, menyebutkan emosi yang sedang dirasakan
ra adalah Level 3, dan mengekspresikan apakah kamu ingin mempertahankan emosi tersebut, atau menggambarkan konteks dimana emosi tersebut dirasakan.

Sisa ketiga kata di akhir memiliki struktur:

(verb) (object) (compound or object)

Was yea ra chs hymmnos mea
(Sangat) (bahagia) (aku ingin perasaan ini untuk bertahan) (berubah menjadi) (lagu) (aku)
(Aku akan dengan senang hati mengubah diriku menjadi sebuah lagu)

Setiap kalimat menggambarkan satu emosi, jadi kamu hanya dapat menggunakan satu emotion sounds per kalimat.

Tidak ada bentuk kata kerja dalam Hymmnos; baik itu kata kerja yang mengacu pada past, present, atau future yang tersirat dalam kalimat.

Nah, sampai sini pasti kamu bertanya-tanya dimana subjeknya? Karena kalimat Hymmnos menggunakan sudut pandang orang pertama, subjek pada kalimat tersebut biasanya dihilangkan.

Struktur dengan menggunakan Subjek

Jika tadi kamu mungkin bertanya-tanya mengenai subjeknya, sekarang saya akan memberi contoh struktur berbeda yang memiliki subjek.

(verb) rre (subject) (verb) (object) (compound or object)

Berbeda dengan struktur tadi, bukan? Struktur setelah emotion sounds bertambah menjadi enam kata dengan "rre" yang mengacu sebagai subjek penentu (subject definer). Kata yang mendahuluinya menjadi subjek kalimat.

Kata kerja di kalimat awal mendeskripsikan apa yang kamu lakukan. Dan kata kerja kedua mendeskripsikan apa yang subjek lakuakan. Kalimat masih dikatakan dalam sudut pandang orang pertama. Emotion sounds berlaku untuk pembicara meskipun pembicara tersebut bukan subjek. Tidak ada kalimat yang berisi lebih dari satu subjek, sehingga subjek penentu (subject definer) hanya berlaku untuk satu kalimat.

Contoh:

Wee ki ra hyma rre aquagon pagle wart
(Cukup) (terkonsentrasi) (aku ingin perasaan ini untuk bertahan) (dengar) (subject definer/subjek penentu) (aquagon) (bicara) (kata-kata)

(Aku akan berkonsentrasi mendengarkan kata-kata yang dikatakan aquagon)

Subjek penentu (subject definer) dan kata kerja awal dihilangkan jika subjek berupa kata ganti (pronoun) atau digunakan sebagai objek.

Selain itu ada juga struktur yang disebut standar Subject-Verb-Object (SVO). Grammar yang satu ini dapat digunakan pada kalimat tanpa emotion sounds.

Contoh Struktur SVO tanpa sound emotions yang diambil dari lagu  EXEC_HARMONIOUS/. Lagu ini berasal dari game AR TONELICO: MELODY OF ELEMIA.

Faura yerwe murfan anw sol ciel
(Burung kecil) (berkicau) (perasaan) (kepada) (Dunia)
(Burung kecil itu mengicaukan perasaannya kepada dunia).

Kata ganti

Kata ganti dalam Hymmnos dapat digunakan sebagai objek atau subjek. Karena itu dalam penggunaannya memiliki sedikit perbedaan. Misalnya kata kamu/you, jika digunakan sebagai objek adalah yor tapi bila digunakan subjek akan menjadi yorr. Dan juga kata kamu/you akan berbeda jika digunakan untuk kata ganti jamak yora sebagai objek dan yorra jika sebagai subjek. Begitu juga kata dia(LK) sebagai objek akan menjadi hess, sebagai subjek menjadi herr, untuk dia(PR) sebagai objek hass, sebagai subjek harr, kata ganti mereka/they/them(LK) sebagai objek hers, sebagai subjek herra, untuk mereka/they/them(PR) tidak berbeda jauh sebagai objek hars, sebagai subjek harra, satu kata ganti lagi yaitu kita/kami/us/we sebagai subjek menjadi mean, sebagai subjek akan menjadi merra.


Bahasa Hymmnos bukan hanya elemen estetis dalam AR TONELICO, tetapi juga bagian integral dari lore dan gameplay yang membuat dunia Ar Ciel begitu hidup dan memukau, bagi kamu yang ingin mencoba mendengar alunan indah lagu dengan bahasa Hymmnos layak mencoba memainkan game RPG yang satu ini.

Bagaimana menurutmu? Apakah kamu juga merindukan dunia Ar Ciel dan keindahan bahasa Hymmnos?

Di bawah ini adalah salah satu lagu Hymmnos favorit saya yang dibawakan oleh karakter Misha dari AR TONELICO: MELODY OF ELEMIA dengan suara dari penyani Akiko Shikata .

Sebenarnya masih cukup panjang untuk penjelasan dan tata cara pelafalannya, namun untuk artikel ini cukup sampai disini saja. Bagi kamu yang ingin mempelajari lebih jauh tentang bahasa buatan yang satu ini dapat mengunjungi situs dibawah ini:

Menguak Misteri Númenor: Atlantis-nya Tolkien di Middle-Earth

Menguak Misteri Númenor: Atlantis-nya Tolkien di Middle-Earth

Númenor yang terlihat di series LOTR: The Rings of Power
Sumber Gambar:aboutamazon.com

Siapa yang tidak tahu dengan Middle-Earth? Benua di dataran Dunia bernama Arda yang diciptakan oleh J. R. R. Tolkien, tidak hanya terkenal dengan kisah petualangan epik Frodo, Gandalf, Sam, dkk, dalam The Lord of The Rings. Tetapi juga dengan sejarah yang mendalam dan misterius bagi dunia nya tersebut. Salah satu bagian yang paling menarik dari sejarah ini adalah kerajaan Númenor, yang kisahnya hampir mirip dengan legenda Atlantis—kota indah dan menawan yang tenggelam karena keserakahan dan kebangkrutan moral penduduknya.

Númenor muncul dalam buku The Silmarillion, pada halaman 421 di versi berbahasa Indonesia dengan judul halaman "Akallabêth" yang diambil dari bahasa Adûnaic, bahasa orang-orang Númenor yang berarti "Kejatuhan". Númenor adalah salah satu cerita yang menjadi pusat perhatian banyak penggemar Tolkien karena representasinya tentang keserakahaan, pengkhianatan, dan kehancuran. Di balik kejayaannya yang megah, terdapat cerita yang kompleks tentang bagaimana kekuatan bisa menjadi kutukan bagi manusia. Penasaran? Mari ikuti artikel ini yang akan menjelajahi seluk beluk terkait dengan sejarah Númenor dan menggali lebih dalam tentang apa yang membuatnya begitu menarik di Legendarium Tolkien.

Sejarah Númenor:

Númenor, dikenal juga sebagai pulau Barat, adalah kerajaan bangsa Edain—salah satu dari bangsa Manusia, yang dibangun oleh keturunan dari bangsa Eldar (Elf) dan Edain , yaitu Elwing dan Eärendil. Kisah ini dimulai pada zaman pertama dimana bangsa Edain merupakan satu-satunya dari bangsa Manusia yang menjadi pembela setia bangsa Eldar selama perang mereka melawan Morgoth, diberikan tanah baru sebagai hadiah atas usaha mereka. Tanah itu terletak di tengah-tengah laut besar (The Great Sea), di antara pantai barat Middle-Earth, dan pantai timur Aman, tempat dimana Valar tinggal. Selain diberikan tanah baru bangsa Edain juga diberi anugrah dengan umur yang panjang dibandingkan dengan bangsa Manusia lainnya dan mereka tidak mengenal yang namanya penyakit, oleh karena itu, mereka semakin bijak dan agung, dan dalam segala hal lebih menyerupai bangsa Elf dibandingkan bangsa Manusia lainnya.

Raja pertama Númenor ialah Elros saudara dari Elrond anak dari Elwing dan Eärendil. Siapa yang tidak mengenal Elrond? Yang pernah menonton atau membaca The Lord of The Rings, pasti tahu salah satu raja dari kaum Elf ini. Nah, bagi yang belum membaca The Silmarillion pasti bertanya-tanya, kenapa Elrond memiliki saudara seorang manusia? Elrond adalah anak dari Elwing dan Eärendil, yang mana Elwing adalah seorang Elf dan Eärendil seorang Manusia, itu membuat Elros dan Elrond seorang half-elven oleh sebab itu mereka diberikan pilihan untuk menentukan takdir mereka sendiri. Maka Elrond memilih terhitung bersama bangsa Elf. Sedangkan Elros memilih untuk menjadi raja Manusia. Meski begitu tetap di anugrahkan umur yang sangat panjang, dibandingkan umur Manusia di Middle-Earth; dan seluruh keturunanya, para raja serta penguasa dari klan-klannya, memiliki umur panjang bahkan menurut perhitungan bangsa Númenor. Elros mencapai umur 500 tahun, dan memerintah bangsa Númenor selama 410 tahun.

Dengan berjalannya waktu, banyak yang berbicara secara terbuka tentang perasaan cemburu mereka terhadap keabadian bangsa Eldar, dan mulai menentang larangan Valar untuk tidak berlayar ke arah barat. Rakyat Númenor menjadi terpecah belah antara mereka yang setia terhadap raja, dan mereka yang tetap setia pada persahabatan dengan Eldar, serta kesetiaan pada Valar. Selama masa ini, anugrah umur panjang bangsa Númenor mulai berkurang seiring bangkitnya bayangan kejahatan. Kegembiraan hidup dan niat baik mereka menghilang, tetapi kekuatan mereka meningkat.

Pengaruh Kekuatan dan Akhir Númenor:

Kehancuran Númenor
Sumber Gambar:Greenscene
"Dan di atas Númenor Akhir bayangan semakin gelap, sementara hati manusia menjadi resah. Kekuasaan dan kejayaan bertambah, tetapi kegembiraan mereka akan dunia berkurang. Mereka berbicara tentang Hari Kematian dan mengatakan bahwa raja-raja yang panjang umur menjadi tua dan pada akhirnya terbaring dalam abu seperti orang-orang hina, meskipun mereka tidak terkalahkan oleh pedang atau wabah."
- The Silmarillion

Pusat kisah Númenor adalah tentang bagaimana kekuasaan dan kebanggaan membawa kerajaan itu ke kejatuhannya. Sauron kembali membawa bayangan kejahatan untuk menantang kekuatan Númenor di Middle-Earth. Sang raja Ar-Pharazôn, menanggapi dan datang dengan membawa pasukan besar ke Middle-Earth, memerintahkan Sauron untuk datang dan menghadap. Namun, secara mengejutkan Sauron melakukan apa yang diminta sang raja. Sauron pun dibawa oleh raja ke Númenor sebagai sandera. Itulah yang di inginkan Sauron, dia ingin mengeksploitasi kekuatannya untuk merusak raja sesuai keinginannya. Tidak lama kemudian Sauron menjadi penasihatnya, dan sebagian besar orang Númenor mematuhi keinginanya dan berpaling untuk menyembah Morgoth.

Pada akhirnya, Sauron meyakinkan sang raja, yang kini dalam usia senja, untuk menyerang Aman demi mendapatkan keabadian yang di inginkan. Maka Ar-Pharazôn armada besarnya dan mendarat di Aman. Namun, ketika hal ini dilakukan, Valar memohon kepada Eru Ilúvatar dan dia menghancurkan armada besar itu. Ar-Pharazôn dan pasukannya terkubur di bawah bukit, dan seluruh Númenor tenggelam di tengah-tengah laut besar (The Great Sea). Arda yang tadinya berbentuk datar sekarang menjadi bulat dan Aman ditempatkan di luarnya, di luar jangkauan bangsa Manusia.

Hanya tersisa beberapa orang yang tidak terpengaruh oleh bujuk rayu Sauron yang berhasil melarikan diri dari malapetaka tersebut; mereka melarikan diri dengan kapal. Kelompok orang Númenor yang setia ini dipimpin oleh Elendil dan kedua putranya, Isildur dan Anárion. Mereka mendarat di Middle-Earth, dimana para pengikut Elendil mendirikan dua kerajaan yang kemudian dikenal Gondor di selatan, dan Arnor di utara. Sauron, meskipun kekuatannya telah berkurang, dan kehilangan bentuk fisiknya telah selamat dari murka Valar, kehancuran dan kembali ke Middle-earth untuk terus merusak dan mengganggu penghuninya.


Sebagai bagian dari Legendarium Tolkien, kisah Númenor memiliki kemiripan dengan legenda Atlantis, yang bercerita tentang kejayaan dan kehancuran yang disebabkan oleh kesombongan, keserakahan, dan pengkhianatan. Númenor, dengan keindahannya yang memukau dan anugrah umur panjang bagi penghuninya, pada akhirnya tenggelam akibat ambisi dan keangkuhan manusia. Kisah ini mencerminkan bagaimana kekuatan dapat menjadi kutukan jika tidak disertai dengan kebijaksanaan dan kerendahan hati. Penjelajahan sejarah Númenor tidak hanya memperkaya pemahaman kita tentang Middle-Earth tetapi juga mengajarkan banyak pelajaran tentang kemanusiaan dan kebijaksanaan. Begitu menawan kisah yang ditulis oleh J. R. R. Tolkien, itulah kenapa saya sangat menyukai setiap novel fantasi yang ditulisnya.

Dengan demikian, memahami sejarah Númenor bukan hanya untuk penggemar Tolkien, tetapi juga untuk siapa pun yang tertarik dengan cerita-cerita epik dan pembelajaran moral dari dunia fantasi. Masih banyak yang akan saya tulis di blog ini yang berhubungan dengan benua fantasi menakjubkan Middle-Earth.

Referensi: Buku The Silmarillion