Menguak Misteri Númenor: Atlantis-nya Tolkien di Middle-Earth
Siapa yang tidak tahu dengan Middle-Earth? Benua di dataran Dunia bernama Arda yang diciptakan oleh J. R. R. Tolkien, tidak hanya terkenal dengan kisah petualangan epik Frodo, Gandalf, Sam, dkk, dalam The Lord of The Rings. Tetapi juga dengan sejarah yang mendalam dan misterius bagi dunia nya tersebut. Salah satu bagian yang paling menarik dari sejarah ini adalah kerajaan Númenor, yang kisahnya hampir mirip dengan legenda Atlantis—kota indah dan menawan yang tenggelam karena keserakahan dan kebangkrutan moral penduduknya.
Númenor muncul dalam buku The Silmarillion, pada halaman 421 di versi berbahasa Indonesia dengan judul halaman "Akallabêth" yang diambil dari bahasa Adûnaic, bahasa orang-orang Númenor yang berarti "Kejatuhan". Númenor adalah salah satu cerita yang menjadi pusat perhatian banyak penggemar Tolkien karena representasinya tentang keserakahaan, pengkhianatan, dan kehancuran. Di balik kejayaannya yang megah, terdapat cerita yang kompleks tentang bagaimana kekuatan bisa menjadi kutukan bagi manusia. Penasaran? Mari ikuti artikel ini yang akan menjelajahi seluk beluk terkait dengan sejarah Númenor dan menggali lebih dalam tentang apa yang membuatnya begitu menarik di Legendarium Tolkien.
Sejarah Númenor:
Númenor, dikenal juga sebagai pulau Barat, adalah kerajaan bangsa Edain—salah satu dari bangsa Manusia, yang dibangun oleh keturunan dari bangsa Eldar (Elf) dan Edain , yaitu Elwing dan Eärendil. Kisah ini dimulai pada zaman pertama dimana bangsa Edain merupakan satu-satunya dari bangsa Manusia yang menjadi pembela setia bangsa Eldar selama perang mereka melawan Morgoth, diberikan tanah baru sebagai hadiah atas usaha mereka. Tanah itu terletak di tengah-tengah laut besar (The Great Sea), di antara pantai barat Middle-Earth, dan pantai timur Aman, tempat dimana Valar tinggal. Selain diberikan tanah baru bangsa Edain juga diberi anugrah dengan umur yang panjang dibandingkan dengan bangsa Manusia lainnya dan mereka tidak mengenal yang namanya penyakit, oleh karena itu, mereka semakin bijak dan agung, dan dalam segala hal lebih menyerupai bangsa Elf dibandingkan bangsa Manusia lainnya.
Raja pertama Númenor ialah Elros saudara dari Elrond anak dari Elwing dan Eärendil. Siapa yang tidak mengenal Elrond? Yang pernah menonton atau membaca The Lord of The Rings, pasti tahu salah satu raja dari kaum Elf ini. Nah, bagi yang belum membaca The Silmarillion pasti bertanya-tanya, kenapa Elrond memiliki saudara seorang manusia? Elrond adalah anak dari Elwing dan Eärendil, yang mana Elwing adalah seorang Elf dan Eärendil seorang Manusia, itu membuat Elros dan Elrond seorang half-elven oleh sebab itu mereka diberikan pilihan untuk menentukan takdir mereka sendiri. Maka Elrond memilih terhitung bersama bangsa Elf. Sedangkan Elros memilih untuk menjadi raja Manusia. Meski begitu tetap di anugrahkan umur yang sangat panjang, dibandingkan umur Manusia di Middle-Earth; dan seluruh keturunanya, para raja serta penguasa dari klan-klannya, memiliki umur panjang bahkan menurut perhitungan bangsa Númenor. Elros mencapai umur 500 tahun, dan memerintah bangsa Númenor selama 410 tahun.
Dengan berjalannya waktu, banyak yang berbicara secara terbuka tentang perasaan cemburu mereka terhadap keabadian bangsa Eldar, dan mulai menentang larangan Valar untuk tidak berlayar ke arah barat. Rakyat Númenor menjadi terpecah belah antara mereka yang setia terhadap raja, dan mereka yang tetap setia pada persahabatan dengan Eldar, serta kesetiaan pada Valar. Selama masa ini, anugrah umur panjang bangsa Númenor mulai berkurang seiring bangkitnya bayangan kejahatan. Kegembiraan hidup dan niat baik mereka menghilang, tetapi kekuatan mereka meningkat.
Pengaruh Kekuatan dan Akhir Númenor:
"Dan di atas Númenor Akhir bayangan semakin gelap, sementara hati manusia menjadi resah. Kekuasaan dan kejayaan bertambah, tetapi kegembiraan mereka akan dunia berkurang. Mereka berbicara tentang Hari Kematian dan mengatakan bahwa raja-raja yang panjang umur menjadi tua dan pada akhirnya terbaring dalam abu seperti orang-orang hina, meskipun mereka tidak terkalahkan oleh pedang atau wabah."
- The Silmarillion
Pusat kisah Númenor adalah tentang bagaimana kekuasaan dan kebanggaan membawa kerajaan itu ke kejatuhannya. Sauron kembali membawa bayangan kejahatan untuk menantang kekuatan Númenor di Middle-Earth. Sang raja Ar-Pharazôn, menanggapi dan datang dengan membawa pasukan besar ke Middle-Earth, memerintahkan Sauron untuk datang dan menghadap. Namun, secara mengejutkan Sauron melakukan apa yang diminta sang raja. Sauron pun dibawa oleh raja ke Númenor sebagai sandera. Itulah yang di inginkan Sauron, dia ingin mengeksploitasi kekuatannya untuk merusak raja sesuai keinginannya. Tidak lama kemudian Sauron menjadi penasihatnya, dan sebagian besar orang Númenor mematuhi keinginanya dan berpaling untuk menyembah Morgoth.
Pada akhirnya, Sauron meyakinkan sang raja, yang kini dalam usia senja, untuk menyerang Aman demi mendapatkan keabadian yang di inginkan. Maka Ar-Pharazôn armada besarnya dan mendarat di Aman. Namun, ketika hal ini dilakukan, Valar memohon kepada Eru Ilúvatar dan dia menghancurkan armada besar itu. Ar-Pharazôn dan pasukannya terkubur di bawah bukit, dan seluruh Númenor tenggelam di tengah-tengah laut besar (The Great Sea). Arda yang tadinya berbentuk datar sekarang menjadi bulat dan Aman ditempatkan di luarnya, di luar jangkauan bangsa Manusia.
Hanya tersisa beberapa orang yang tidak terpengaruh oleh bujuk rayu Sauron yang berhasil melarikan diri dari malapetaka tersebut; mereka melarikan diri dengan kapal. Kelompok orang Númenor yang setia ini dipimpin oleh Elendil dan kedua putranya, Isildur dan Anárion. Mereka mendarat di Middle-Earth, dimana para pengikut Elendil mendirikan dua kerajaan yang kemudian dikenal Gondor di selatan, dan Arnor di utara. Sauron, meskipun kekuatannya telah berkurang, dan kehilangan bentuk fisiknya telah selamat dari murka Valar, kehancuran dan kembali ke Middle-earth untuk terus merusak dan mengganggu penghuninya.
Sebagai bagian dari Legendarium Tolkien, kisah Númenor memiliki kemiripan dengan legenda Atlantis, yang bercerita tentang kejayaan dan kehancuran yang disebabkan oleh kesombongan, keserakahan, dan pengkhianatan. Númenor, dengan keindahannya yang memukau dan anugrah umur panjang bagi penghuninya, pada akhirnya tenggelam akibat ambisi dan keangkuhan manusia. Kisah ini mencerminkan bagaimana kekuatan dapat menjadi kutukan jika tidak disertai dengan kebijaksanaan dan kerendahan hati. Penjelajahan sejarah Númenor tidak hanya memperkaya pemahaman kita tentang Middle-Earth tetapi juga mengajarkan banyak pelajaran tentang kemanusiaan dan kebijaksanaan. Begitu menawan kisah yang ditulis oleh J. R. R. Tolkien, itulah kenapa saya sangat menyukai setiap novel fantasi yang ditulisnya.
Dengan demikian, memahami sejarah Númenor bukan hanya untuk penggemar Tolkien, tetapi juga untuk siapa pun yang tertarik dengan cerita-cerita epik dan pembelajaran moral dari dunia fantasi. Masih banyak yang akan saya tulis di blog ini yang berhubungan dengan benua fantasi menakjubkan Middle-Earth.
Referensi: Buku The Silmarillion